Selasa, 10 Januari 2012

Filsafat Skolastic

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................ 1
BAB II Pembahasan......................................................................................................2
A. Pengertian Filsafat Skolastik................................................................................... 2
B. Perkembangan Filsafat Skolastik ….……............................................................... 3
a. Masa Awal Skolastik................................................................................................ 3
b. Masa Keemasan Skolastik........................................................................................ 5
c. Masa Skolastik Akhir............................................................................................... 7
BAB III PENUTUP.......................................................................................................8
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 8
B. Saran dan Kritik....................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................9

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Filsafat pada abad pertengahan adalah suatu arah pemikiran yang berbeda sekali dengan arah pemikiran dunia kuno. Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru sekali di tengah-tengah suatu rumpun bangsa yang baru, yaitu bangsa Eropa barat. Filsafat yang baru ini disebut Skolastik.
Sebutan skolastik mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan oleh sekolah-sekolah, dan bahwa ilmu itu terikat pada tuntutan pengajaran di sekolah-sekolah itu. Semula Skolastik timbul di biara-biara tertua di Gallia Selatan. Dari biara-biara di Gallia selatan itu pengaruh Skolastik keluar sampai di Irlandia, di Nederland dan di Jerman. Kemudian Skolastik timbul di sekolah-sekolah kapittel, yaitu sekolah-sekolah yang dikaitkan dengan gereja.
Berangkat dari sini, pembahasan yang akan kami tampilkan saat ini adalah mengenai
Filsafat Skolastik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat menyusun beberapa rumusan masalah, sebagai berikut:

1.Apa yang dimaksud dengan filsafat skolastik ?
2.Bagaimanakah perkembangan filsafat skolastik ?

C. Tujuan Pembahasan

1.Untuk mengetahui pengertian filsafat skolastik.
2.Untuk mengetahui perkembangan filsafat skolastik

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FILSAFAT SKOLASTIK
Filsafat barat abad petengahan (476-1492) dapat dikatakan sebagai “abad gelap” karena berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi dirinya. Semua hasil-hasil pemikiran manusia diawasi oleh kaum gereja dan apabila terdapat pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja, maka orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman yang berat.1
Masa abad pertengahan dibagi menjadi 2 (dua) masa yaitu masaPatr is tik dan masa
Skolastik2. Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah. Atau dari kata schuler yang mempunyai arti kurang lebih sama yaitu ajaranatau sekolahan. Yang demikian karena sekolah yang diadakan oleh Karel Agung yang
mengajarkan apa yang diistilahkan sebagai artes liberales (seni bebas) meliputi mata pelajaran gramatika, geometria, arithmatika, astronomi, musika, dandialekt ika. Dialektika ini sekarang disebut logika dan kemudian meliputi seluruh filsafat.3 Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.
Katas kolas tik menjadi istilah bagi filsafat pada abad 9 s/d 15 yang mempunyai corak khusus yaitu filsafat yang dipengaruhi agama.4 Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk.
Sebutan skolastik mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan
diusahakan oleh sekolah-sekolah, dan bahwa ilmu itu terikat pada tuntutan pengajaran
dan dialektika (yaitu semacam tehnik berdiskusi), yang dimaksud sebagai Pendidikan Umum, dan
Quadravium, 4 mata pelajaran matematika, yang meliputi Ilmu Hitung, Ilmu Ukur, Ilmu
Perbintangandan Musik, yang dimaksud bagi mereka yang ingin belajar lebih tinggi (teologia) atau ingin menjadi sarjana. Dari sini jelas, bahwa dialektika termasuk pendidikan yang lebih rendah (trivium), sebagai persiapan bagiquadr ivium, yang dipandang lebih tinggi kedudukannya dari pada mata pelajaran bahasa. Akan tetapi di sepanjang perjalanan abad ke abad keadaanpun berubah. Buku-buku pegangan dialektika lama-kelamaan diganti dengan karangan-karangan Aristoteles mengenai logika, sedang dalam perkembangannya yang lebih lanjut lagi pelajaran Artes Liberales makin diubah menjadi studi filsafat, terutama filsafat Aristoteles. Demikianlah filsafat menjadi penting.
Pada dasarnya sampai pertengahan abad ke 12 orang-orang Barat belum pernah mengenal filsafat Aristoteles secara keseluruhan. Scholastik Islam-lah yang membawakan perkembangan filsafat di Barat, terutama berkat tulisan dari para ahli pikir Islam seperti Ibnu Rusyd. Peran ahli pikir Islam ini besar sekali, tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja, akan tetapi juga memberi sumbangan yang tidak kecil bagi bangsa Eropa, yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan. Namun setelah pemikiran-pemikiran Islam ini masuk ke Eropa, banyak buku filsafat dan peranan para ahli pikir Islam atas kemajuan dan peradaban Barat sengaja disembunyikan karena mereka (Barat) tidak mengakui secara terus terang jasa para ahli pikir Islam itu dalam mengantarkan kemoderatan Barat.7
B. PERKEMBANGAN FILSAFAT SKOLASTIK
a. Masa Awal Skolastik
Sutardjo Wiramihardja mengatakan bahwa zaman ini berhubungan dengan terjadinya perpindahan penduduk, yaitu perpindahan bangsa Hun dari Asia ke Eropa sehingga bangsa Jerman pindah melewati perbatasan kekaisaran Romawi yang secara politik sudah mengalami kemerosotan.8 Walaupun demikian masa ini merupakan kebangkitan pemikiran abad pertengahan yang mana sebelumnya merosot karena kuatnya dominasi golongan Gereja.
Karena situasi yang ricuh, tidak banyak pemikiran filsafati yang patut ditampilkan pada masa ini. Namun, ada beberapa tokoh dan situasi penting yang harus diperhatikan dalam memahami filsafat masa ini.
1. Augustinus (354-430)
Menurutnya, dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan, yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama. Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah dari yang tidak ada (creatio ex nihilo). Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa, dan yang terpenting adalah cinta pada Tuhan
2. Boethius (480-524 M)
Dalam usianya yang ke 44 tahun, mendapat hukuman mati dengan tuduhan berkomplot. Ia dianggap sebagai filosof akhir Romawi dan filosof pertama Skolastik. Jasanya adalah menterjemahkan logika Aristoteles ke dalam bahasa latin dan menulis beberapa traktat logika Aristoteles. Ia adalah seorang guru logika pada abad pertengahan dan mengarang beberapa traktat teologi yang dipelajari sepanjang abad pertengahan.
3. Kaisar Karel Agung
Ia memerintah pada awal abad ke-9 yang telah berhasil mencapai stabilitas politik yang besar. Hal ini menyebabkan perkembangan pemikiran kultural berjalan pesat. Pendidikan yang dibangunnya terdiri dari tiga jenis yaitu pendidikan yang digabungkan dengan biara, pendidikan yang ditanggun keuskupan, dan pendidikan yang dibangun raja atau kerabat kerajaan.


4. Santo Anselmus (1033-1109)
Ciri khas filsafat abad pertengahan ini terletak pada rumusan Santo Anselmus yaitu credo ut intelligam (saya percaya agar saya paham). Filsafat ini jelas berbeda dengan sifat filsafat rasional yang lebih mendahulukan pengertian dari pada iman.
5. Peter Abaelardus (1079-1142)11
Eropa membuka kembali kebebasan berpikir yang dipelopori oleh Peter Abelardus. Ia menginginkan kebebasan berpikir dengan membalik diktum Augustinus-Anselmus credo ut intelligam dan merumuskan pandangannya sendiri.

Menjadi intelligo ut credom (saya paham supaya saya percaya). Peter Abelardus
memberikan status yang lebih tinggi kepada penalaran dari pada iman.12

b.Masa Keemasan Skolastik
Pada masa Skolastik awal, filsafat bertumpu pada alam pikiran dan karya-karya Kristianai. Tetapi sejak pertengahan abad ke-12 karya-karya non Kristiani mulai muncul dan filosuf Islam mulai berpengaruh. Dan pada masa in merupakan kejayaan Skolastik yang berlangus dari abad 1200-1300 M, yang disebut juga masa berbunga karena bersamaan dengan munculnya beberapa universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan pendidikan ilmu pengetahuan.
Abad ke-13 menjadi abad kejayaan skolastik. Ada beberapa faktor yang memberi
sumbangan yang berguna bagi kejayaan skolastik antara lain:
1. Mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru dengan dunia pemikiran Yunani dan dunia pemikiran Arab, yaitu dengan peradaban Yunani dari Italia Selatan dan Silsilia dan dengan kerajaan Bizantium di satu pihak, dan peradaban arab yang ada di Spanyol di lain pihak. Melalui karya orang-orang Arab dan Yahudi Eropa Barat mulai lebih mengenal karya-karya Aristoteles, yang semula memang kurang dikenal. Kecuali melalui karya orang-orang Arab tulisan-tulisan Aristoteles dikenal melalui karya para bapak gereja Timur, yang sejak zaman itu dikenal juga.
2.Timbulnya universitas-universitas. Didirikannya Universitas Almamater di Paris yang merupakan gabungan dari beberapa sekolah. Dan universitas inilah yang menjadi awal (embrio) berdirinya universitas di Paris, Oxford, Mont Pellier, Cambridge dan lainnya.13 Pada abad pertengahan, umumnya universitas terdiri atas empat fakultas, yaitu kedokteran, hukum, sastra (fakultas Atrium), dan teologi.

3.Timbulnya ordo-ordo baru, yaitu ordo Fransiskan (didirikan 1209 M.) dan ordo Dominikan (didirikan 1215 M.)15. Ordo-ordo ini muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peranan di bidang filsafat dan teologi, seperti; Albertus de Grote, Thomas Aquines, Binaventura, J.D. Scotus, William Ocham.16

Tokoh-tokoh yang ada pada masa keemasan Skolastik ini diantaranya:


1.Albertus Magnus (1203-1280 M.)

Ia lahir dengan nama Albertus Von Bollstadt yang juga dikenal sebgaidoktor universitas dan doktor magnus, kemudian bernama Albertus Magnus (Albert the Great) Ia mempunyai kepandaian luar biasa. Di universitasPadua ia belajarartes liberales, belajar teologi di Bulogna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223 M, kemudian masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan teologi.
Terakhir dia diangkat sebagaius kup agung. Pola pmikirannya meniru Ibnu Rusyd dalam menulis tentang Aristoteles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, ia mengadakan penelitian dalam ilmu biologi dan ilmu kimia.17
2. Thomas Aquinas (1225-1274 M.)

Puncak kejayaan masa skolastik dicapai melalui pemikiran Thomas Aquinas (1225-
1274 M.). Lahir di Roccasecca, Italia 1225 M dari kedua orang tua bangsawan. ia mendapat gelar "The Angelic Doctor", karena banyak pikirannya, terutama dalam "Summa Theologia" menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gereja. Menurutnya, pengetahuaberbeda dengan kepercayaan. Pengetahuan didapat melalui indera dan diolah akal. Namun, akal tidak mampu mencapai realitas tertinggi yang ada pada daerah adikodrati. Ini merupakan masalah keagamaan yang harus diselesaikan dengan kepercayaan. Dalil-dalil akal atau filsafat harus dikembangkan dalam upaya memperkuat dalil-dali agama dan mengabdi kepada Tuhan.
Aquinas merupakan theolog skolastik yang terbesar. Ia adalah murid Albertus Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir dalam filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan pandangan- pandanganAlkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi imanKris ten. Pada tahun1879, ajaran- ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.
Thomas mengajarkan Allah sebagai "ada yang tak terbatas" (ipsum esse subsistens). Allah adalah "dzat yang tertinggi", yang memunyai keadaan yang paling tinggi. Allah adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak sekali pengaruh filsafat Aristoteles dalam Pandangannya. Dunia ini dan hidup manusia terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). "Tabiat kodrati bukan ditiadakan, melainkan disempurnakan oleh rahmat," demikian kata Thomas Aquinas19.
c.Masa Skolastik Akhir (1300-1450 M.)

Masa Skolastik akhir ditandai dengan kemalasan berpikir filsafati sehingga menyebabkans tagnasi (kemandegan) pemikiran filsafat Scholastik Kristen.
Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Nicolous Cusanus (1401-1404 M.). Dari filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah obyek sentral bagi intuisi manusia. Karena menurutnya dengan intuisi manusia dapat mencapai yang terhingga, obyek tertinggi filsafat, dimana tidak ada hal-hal yang berlawanan. Dalam diri Allah semua hal yang berlawanan mencapai kesatuan. Semua makhluk berhingga berasal dari Allah pencipta, dan segalanya akan kembali pula pada pencipta-Nya.
Nicolous Cusanus sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa Scholasti.
Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu; lewan indra, akal, dan
intuisi. Dengan indra kita akan mendapat pengetahuan tentang benda berjasad, yang sifatnya tak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasarkan pada sajian atau tangkapan indera. Dalam intuisi, kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi sebagaiamana dijelaskan pada paragraf sebelumnya.
Pada tahap akhir masa skolastik terdapat filosof yang berbeda pandangan dengan Thomas Aquinas, yaitu William Occam (1285-1349). Tulisan-tulisannya menyerang kekuasaan gereja dan teologi Kristen. Karenanya, ia tidak begitu disukai dan kemudian dipenjarakan oleh Paus. Namun, ia berhasil meloloskan diri dan meminta suaka politik kepada Kaisar Louis IV, sehingga ia terlibat konflik berkepanjangan dengan gereja dan negara. William Occam merasa membela agama dengan menceraikan ilmu dari teologi. Tuhan harus diterima atas dasar keimanan, bukan dengan pembuktian, karena kepercayaan teologis tidak dapat didemonstrasikan.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis membahas tentang filsafat skolastik pada bab sebelumnya, maka
penulis hendak mengambil kesimpulan pembahasan ini sebagai berikut :
Filsafat barat abad petengahan (476-1492) dapat dikatakan sebagai “abad gelap” karena berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi dirinya. Masa abad pertengahan dibagi menjadi 2 (dua) masa yaitu masa Patristik dan masa Skolastik. Aliran skolastik berkaitan dengan sekolah dan merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama, filsafat yang mengabdi kepada teologi,atau filsafat yang rasional memecahkan persolan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk, filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan kodrat ,akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesa yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal, filsafat Nasrani,
karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja. Dengan demikian Sebutan skolastik
mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan oleh sekolah-
sekolah, dan bahwa ilmu itu terikat pada tuntutan pengajaran di sekolah-sekolah itu. Ahli pikir skolastik antara lain, Augustinus, Santo Anselmus, Peter Abaelardus, Thomas Aquinas,
William Ockham.
B. Saran dan Kritik
Sebagai manusia penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, nampaknya masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis berharap
adanya saran dan kritikan para pembaca makalah ini yang sifatnya membangun, demi
perbaikan dimasa yang akan datang. Walaupun demikian, penulis sudah berusaha untuk
mempersembahkan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis mengucapkan terima kasih
banyak kepada pihak-pihak yang turut serta mendorong dan membantu penulis untuk
menyelesaikan makalah ini
Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penulis berharap agar makalah ini benar-benar
bermanfa'at. Semoga amal ibadah dan kerja keras kita senantiasa mendapatkan ridha,
ampunan dan pahala dari Allah SWT. Amiin.

DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro. Filsafat Umum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.
Asmadi,Asmoro. Filsafat Umum, Bandung: PT. Raja Grafindo Persada. 2000.
Hadiwijono, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1, Yogyakarta: Kanisius. 1980.
Hakim, Atang Abdul dan Beni Ahmad Saebani. Filsafat Umum, Bandung Pustaka Setia, Cet.
Syadali, Ahmad dan Mudhzakir. Filsafat Umum, Bandung: Pustaka Setia, Cet. I. 1999.
Http://www.homeartikel.co.cc/2009/06/filsafat-skolastik.html. Diambil pada tanggal 7 maret